Pengaruh Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Buah Stroberi (Fragaria X Ananassa), Di Lumbung Stroberi, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu
DOI:
https://doi.org/10.37832/bistek.v10i2.74Keywords:
Bauran pemasaran 4P, Buah stroberi, Keputusan pembelian buah stroberi, Variabel dominanAbstract
Strawberries are a hybrid plant species of the genus Fragaria. This plant is a popular plant that is often well cultivated throughout the world. Fruits have special characteristics, especially in shape, color, texture, taste and aroma. The purpose of this study was to determine the effect of the marketing mix on purchasing decisions for strawberries and to determine the dominant marketing mix influencing purchasing decisions for strawberries in Pandanrejo Village, Bumiaji District, Batu City. The research location is in the Strawberry Barn, Pandanrejo Village, Bumiaji District, Batu City. Determination of the sample in this study using accidental sampling with the Slovin formula, the sample in this study amounted to 60 respondents. The purpose of this study was to determine the effect of the marketing mix on purchasing decisions of strawberries and to determine the dominant marketing mix influencing purchasing decisions of strawberries The results of this study indicate that the independent variable of the marketing mix (X) has a significant effect on the dependent variable on the purchasing decision of strawberries (Y). Product variables (X1), price (X2), promotion (X3), and place (X4) have a partial effect on purchasing decisions for strawberries (Y). The dominant variable influencing the decision to buy strawberries is the place variable (X4). This is because the beta coefficient value of the place variable is greater than the product beta coefficient (X1), price (X2), and promotion (X3)
References
Adawiah, S. D., Muawanah, A. 2015. Aktivitas Antioksidan dan Kandungan Komponen Bioaktif Sari Buah Namnam. Jurnal Kimia Valensi 1(2) :130-136.
Ali, A., 2005. Mikrobiologi Dasar Jilid I. UNM Press. Makassar.
Ambarwati, E. T. 2016. Kadar Protein dan Kualitas Tempe Koro Pedang dengan Penambahan Bekatul dan Konsentrasi Ragi Tempe Yang Berbeda (Skripsi). Univeritas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Astawan, M. 2004. Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. Tiga Serangkai. Solo
Dewi, L. Lestario, L.N. Meindrawan, B. 2012. Akitivitas antioksidan dan kadar fenolik total tempe satu kali perebusan dari kedelai (Glycine max L Merr) Lokal var. Grobogan dan impor. [Skripsi]. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana
Ekafitri, R., & Iswono, R. (2014). Pemanfaatan Kacang-kacangan sebagai Bahan Baku Sumber Protein untuk Pangan Darurat. Jurnal Pangan, 23(2), 134-144
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Fellows. 1992. Food Processing Technology. Woodhead Publishing Limited, Cambridge
Firlieyanti, A.S. Purnomo, E.H. Kusnandar, F. Maknun, L. 2013. Pengaruh jenis inoculum Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae terhadap sifat fisiko-kimia tempe kacang merah. Dalam: Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB. Bogor, Indonesia, 2007. 197-207
Hargono. 2009. Pengaruh volume starter dari aklimatsi kultul campuran bakteri terhada masa total mikroba sebagai agen pembentukan soysauce. Momentum. Vol. 5, No. 1, 1-5.
Hidayat, N. 2008. Fermentasi tempe. Yogyakarta: Penerbit Andi
Jubaidah, S., Nurhasnawati, H., Wijaya, H. 2016. Penetapan Kadar Protein Tempe Jagung (zea maysl.) Dengan Kombinasi Kedelai (glycine max (l.) merill) Secara Spektrofotometri Sinar Tampak. Jurnal Ilmiah Manuntung 2(1): 111-119.
Kasmidjo R.B. 1990. TEMPE: Mikrobiologi dan Kimia Pengolahan serta Pemanfaatannya. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
Krishnan dan K. Darly. 2013. Food Product Innovations Using Soy Ingredients. J Hum Nytr Food Sci 2: 1-2.
Kumalaningsih, S., 2006, Antioksidan Alami Penangkal Radikal Bebas, Trubus Agrisarana, Surabaya, 17-21, 34-35, 40.
Lumowa SV, dan Nurani I. 2014. Pengaruh Perendaman Biji Kedelai (Glycine Max, L. Merr) dalam Media Perasan Kulit Nanas (Amanas Comosus (Linn.) Merrill) terhadap Kadar Protein pada Pembuatan Tempe. Jurnal Edubio Tropika, 2(2):187-250.
Letabour, L. E., 2016. Optimasi Perebusan Biji Ketapang (Terminalia Cattapa) dalam Fermentasi Tempe 12.
Madigan MT, Martinko JM, Stahl DA Dan Clark Dp. 2012. Brock Biology Of Microorganism Global Edition Thirteenth Edition. Pearson Education Inc. San Fransisco
Mahardhany, P. 2010. Kajian sifat kimia dan sifat sensoris pada tempe koro babi (Vicia faba) dengan variasi pengecilan ukuran dan lama fermentasi [Skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Muchtadi, D., 2010. Kedelai Komponen untuk Kesehatan, Bandung: Alfabeta
Mulyono, H. B., 2001. Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan terhadap KepuasanKonsumen.http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00816HM%20Bab2001.pdf. (Diakses 12 April 2023).
Procorny J., Yanishlieva N., Gordon
M. (2001). Antioxidant in food partical application. Woodhead Publishing Limited. Cambridge England. CRC Press. Boca Raton Boston New York Washington, DC. Sakanaka S, Tachibana Y, Okada,
Rokhmah, L. 2008. Kajian kadar asam fitat dan kadar protein selama pembuatan tempe kara bengkak (Mucuna pruriens) dengan variasi pengecilan ukuran dan lama fermentasi. [Skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Septiana, D. 2010. Pengaruh pengukusan terhadap kualitas tempe di kecamatan Sidorejo ditinjau dari kadar air,protein, karbohidrat dan abu. [Skripsi]. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Setiadi. 2002. Kepekaan Terhadap Pengolahan Pangan. Bandung: Universitas Padjadjaran Setyaningsih,
Sukardi, Wignyanto, Purwaningsih Isti. 2008. Uji Coba Penggunaan Inokulum Tempe Dari Kapang Rhizopus Oryzae Dengan Substrat Tepung Beras Dan Ubikayu Pada Unit Produksi Tempe Sanan Kodya Malang. Jurnal Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Vol. 9 No. 3. Hlm 207 – 215
Swastika, D.K.S., S. Nuryanti, dan M.H. Sawit. 2007. Kedudukan Indonesia Dalam Perdagangan Internasional Kedelai. Dalam Sumarno, Suyamto, A. Widjono, Hermanto, dan H. Kasim. 2007. Kedelai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor
Utari, D. M., Riyadi, H. 2010. Penagaruh Pengolahan Kedelai Menjadi Tempe dan Pemasakan terhadap Kadar Isoflavon 6.
Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. UPT Penerbitan Universitass Muhammadiyah Malang.
Widjanarko, S.B. Zubaidah, E. Kusuma, A.M. 2003. Studi kualitas fisik-kimiawi dan organoleptik sosis ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) akibat pengaruh perebusan, pengukusan dan kombinasinya dengan pengasapan. Jurnal Teknologi Pertanian 4 (3) :193-202
Widyanti, A. D. 2011. Karakteristik Fisik Biji beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max) dan Pengaruh Lama Fermentasi terhadap Karakteristik Kimia Tempe. Http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detali&d_id=14046.
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Winarno, F. G. 2004. Kimia pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Winarsi H. 2008. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas: Potensi dan aplikasinya dalam Kesehatan. Kanisius. Yogyakarta.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 BISTEK : Jurnal Agribisnis dan Hasil Pertanian
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.