ANALISIS EFISIENSI USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L.) (Studi Kasus di Kelompok Tani Anjasmoro IV, Dusun Jurang Kuali, Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)

Authors

  • Yohanes Berkhmans Kletus Dupa
  • Lisa Kurniawati
  • Sari Perwita

DOI:

https://doi.org/10.37832/bistek.v1i1.15

Keywords:

efisiensi, usahatani kentang

Abstract

Salah satu tanaman yang cocok dikembangkan untuk mengatasi masalah pangan dan
ekonomi adalah tanaman kentang (Solanum tuberosum L.). Kentang adalah komoditas sayuran
dengan kegunaan ganda, yaitu sebagai sayuran dan substitusi karbohidrat (Duriat dkk, 2006).
Kentang juga bisa menjadi bahan pangan alternatif pengganti beras dan jagung serta mampu
menunjang program penganekaragaman (diversifikasi) pangan. Penentuan daerah penelitian secara
sengaja di Dusun Jurang Kuali, Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Pemilihan
sampel dilakukan secara sengaja (Purposive) pada kelompok tani Anjasmoro IV. Mengingat jumlah
anggota kelompok tani Anjasmoro IV yang mengusahatanikan kentang sebanyak 45 orang anggota
tani, maka jumlah sampel penelitian adalah sampel homogen yaitu sebanyak 45 orang anggota tani
pada kelompok tani tersebut semuanya dijadikan sampel. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis regresi fungsi produksi Cobb-Douglass, analisis Break Even Point, pengujian tingkat
efisiensi meliputi efisiensi teknis, harga dan ekonomis. Faktor produksi yang dianalisis yaitu luas
lahan, jumlah bibit, jumlah pupuk kandang, jumlah pupuk kimia, jumlah pestisida, dan jumlah
tenaga kerja (HOK). Uji F, nilai Fhitung (15,471) > Ftabel (2,35) berarti secara bersama-sama dari
keenam variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji t, terdapat 2 (dua) variabel bebas
berpengaruh ( α 5%) yaitu jumlah pupuk kandang dan jumlah tenaga kerja. Rata-rata volume
produksi petani 34.497,69 kg/ha > volume BEP 12.074,05 kg, maka terima H0 tolak H1, artinya
volume produksi sudah mencapai titik impas, petani untung. Rata-rata harga jual petani sebesar Rp
4222,2 per kg > harga BEP 1.477,752 per kg. Maka, terima H0 tolak H1, artinya harga jual kentang
di tingkat petani sudah mencapai BEP, petani untung. Satu variabel yang belum mencapai efisiensi
teknis, yaitu jumlah pestisida yang dilihat dari elastisitas produksi bernilai negatif < 0, berada pada
daerah produksi irasional (Tahap III). Untuk efisiensi harga dan ekonomi, penggunaan faktor
produksi dari keenam variabel tidak efisien, hal ini dikarenakan NPM (Nilai Produk Marginal) dari
masing-masing faktor produksi tersebut < 1. Berarti penggunaan faktor produksi harus dikurangi
sehingga terciptanya kedua efisiensi.
Kata Kunci: efisiensi, usahatani kentang

Published

2014-12-15

How to Cite

Yohanes Berkhmans Kletus Dupa, Lisa Kurniawati, & Sari Perwita. (2014). ANALISIS EFISIENSI USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L.) (Studi Kasus di Kelompok Tani Anjasmoro IV, Dusun Jurang Kuali, Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu). Jurnal BisTek PERTANIAN Agribisnis Dan Teknologi Hasil Pertanian, 1(1). https://doi.org/10.37832/bistek.v1i1.15

Similar Articles

1 2 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.