UJI ORGANOLEPTIK COKELAT TEMPE SEBAGAI DIVERSIFIKASI PANGAN LOKAL

Authors

  • Sri Susilowati Universitas Katolik Widya Karya

DOI:

https://doi.org/10.37832/bistek.v10i1.64

Keywords:

coklat tempe, pembedaan, fermentasi

Abstract

Tempe memiliki daya cerna yang lebih baik karena telah mengalami proses fermentasi. Saat ini, tempe memiliki keterbatasan penggunaan karena umur simpannya yang pendek, sehingga tempe harus dideversifikasi untuk menciptakan nilai tambah. Hasil diversifikasi pangan berbasis tempe yang dikembangkan menjadi permen coklat sehingga memiliki umur simpan yang tinggi dan berpotensi memberi nilai tambah. Cokelat tempe awalnya dibuat untuk menyelamatkan kelebihan produksi tempe, karena produksi tempe mentah berlebihan akan membuat tempe menjadi cepat basi, maka dari itu tempe diolah menjadi makanan cemilan bagi masyarakat yaitu coklat tempe.  Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik organoleptic coklat tempe sebagai diversifikasi pangan lokal, sedangkan tujuan khusus yaitu membuat coklat tempe melakukan uji organoleptik, dengan membandingkan dengan produk yang telah ada di pasar. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif komparatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan uji organoleptic dari cokelat tempe yang diteliti dengan yang ada dipasaran dengan merk “De Konco” dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan data yang diperoleh diolah menggunakan metode statistik. Uji organileptik dilakukan pada 30 orang panelis.  Berdasarkan pengamatan organoleptic disimpulkan tidak ada perbedaan nyata pada uji organoleptic tekstur. Terdapat perbedaan nyata pada pengamatan uji organoleptic aroma dan uji organoleptic rasa. Produk baru coklat tempe dapat dipasarkan karena dari parameter yang diamati terdapat kesamaan dengan coklat tempe Dekonco yang sudah lebih dahulu dipasarkan

 

References

Asstuti, S., 2008. Isoflavon Kedelai dan Potensinya Sebagai Penangkap Radikal Bebas. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian 13(2); 126-136.

Astawan, M. (2004). Kandungan Gizi Aneka Bahan Makanan. Jakarta: PT Gramedia.

Bastian, F., Ishak, E., Tawali, A. B. dan Bilang, M., 2013. Daya Terima dan Kandungan Zat Gizi Formula Tepung Tempe dengan Penambahan Semi Refined Carrageenan (SRC) dan Bubuk Kakao. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 2(1); 5-8.

Hamdani, D. dan Alvina, A., 2019. Proses Pembuatan Tempe Tradisional. Jurnal Pangan Halal 1(1); 9-12.

Handoyo, T., & Morita, N (2006). Structural and Functional Properties of Fermented Syobean (Tempeh ) by using Rhizopus Oligosporus. International Journal of food properties.

Hastari, Wulan Riskanita. (2011). Pengaruh Waktu Dan Suhu Penggorengan Terhadap Komposisi Proksimat Pada Tempe Kedela. (Skripsi) Diakses dari https://eprints.ums.ac.id/18534/1/COVER_DLL.pdf

Janah, N. A., 2021. Perancangan Promosi Penjualan Cokelat Tempe Mandja Melalui Media Kemasan Khusus Hari Jadi Kota Bandung ke 211. Skripsi. Program Studi Desan Grafis Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

Merry Dame Cristy Pane. 2022. Kandungan dan Manfaat Coklat Hitam Ini Sayang Dilewatkan. Diakses pada 1 agustus 2023 dari https://www.alodokter.com/kandungan-dan-manfaat-coklat-hitam-ini-sayang-dilewatkan#:~:text=Coklat%20biasa%20yang%20banyak%20tersedia,dan%20mengandung%20lebih%20sedikit%20gula.

Rahayu, S. I. dan Salim, R., 2017. Analisis Kadar Protein Tempe Kemasan Plastik dan Daun Pisang. Jurnal Akademi Farmasi Prayoga 2(1); 19 – 25.

Sudibyo, A., 2012. Peran Cokelat Sebagai Produk Pangan Derivat Kakao yang Menyehatkan. Jurnal Riset Industri 6(1); 23-40.

Widiantoko, K. R. dan Yunianta., 2013. Pembuatan Es Krim Tempe – Jahe (Kajian Proporsi bahan dan Penstabil Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik). Jurnal Pangan dan Agroindustri 2(1); 54-66.

Downloads

Published

2023-06-20

How to Cite

Susilowati, S. (2023). UJI ORGANOLEPTIK COKELAT TEMPE SEBAGAI DIVERSIFIKASI PANGAN LOKAL . Jurnal BisTek PERTANIAN Agribisnis Dan Teknologi Hasil Pertanian, 10(1), 30–35. https://doi.org/10.37832/bistek.v10i1.64

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.